0

Banyak orang ingin tahu apa saja aktivitas Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang berhasil mengubah wajah kota menjadi lebih hijau. Meski di rumah bersama keluarga, tiap pagi Risma punya tugas membaca surat keluhan warga kota.

"Tiap pagi itu saya baca surat warga, meski ditulis dengan tulisan tangan yang terkadang sukar dibaca," ujar Risma saat menjadi salah satu pembicara di CEO Forum 2013 yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Manajemen Universitas Airlangga di Hotel Bumi Surabaya, Sabtu (23/11/2013).

Mungkin inilah yang menjadikan Risma paham betul tentang setiap detail persoalan-persoalan kota. "Macam-macam laporannya," lanjut Risma.

Risma memisalkan, ada seorang ibu yang menulis surat kepadanya. Ibu tersebut menceritakan anak lelakinya yang berprofesi sebagai dokter di sebuah daerah terpencil di Indonesia yang hanya digaji Rp 1,2 juta per bulan.

"Trus dia (sang ibu) juga membandingkan tentang UMK yang dituntut para buruh Rp 2.200.000. Terus aku harus jawab apa?," cerita Risma.

Ada juga laporan seorang warga yang bertengkar dengan tetangga karena urusan hak guna bangunan. Meski tak bisa membantu banyak untuk setiap persoalan warga kota, Risma mengaku berusaha membuat warganya merasakan kenyamanan tinggal di Surabaya.

"Yang penting kenyamanan seseorang untuk merasakan kota ini sebagai rumahnya," pungkas Risma.

Taman Bungkul Ciptaan Risma Raih Penghargaan PBB


Sebuah penghargaan internasional dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) berupa 'The 2013 Asian Townscape Sector Award' berhasil diraih Taman Bungkul Surabaya. Penghargaan itu akan diterima Walikota Tri Rismaharini di Fukuoka, Jepang 26 November 2013 mendatang.

"Mimpi saya tentang Surabaya, miniaturnya ada di Taman Bungkul," kata Risma saat menjadi salah satu pembicara di CEO Forum 2013 yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Manajemen Universitas Airlangga di Hotel Bumi, Sabtu (23/11/2013).

"Dimana tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, balita dan lansia, disitu ada semua. Kalau itu benar terjadi suatu saat, maka akan tampak indah sekali," kata Risma lagi.

Alumni ITS ini menjelaskan, Taman Bungkul dibangun sekitar tahun 2006. Kini setelah 7 tahun, Taman Bungkul telah memenuhi kebutuhan wisata warga dalam dan luar Kota Surabaya.

"Secara fisik, mungkin banyak tempat wisata yang lebih indah daripada Taman Bungkul. Tapi secara sosial dan budaya, Taman Bungkul lengkap karena disitu ada makam Mbah Bungkul," tambah Risma.

 Selain itu, ada fasilitas jogging track, taman bermain anak, akses internet nirkabel, amfiteater, arena skateboard, dan perpustakaan. Risma menduga itulah yang menjadi indikasi Taman Bungkul berhail meraih penghargaan.

"Ada perpustakaan, kami juga membuat pengolahan air, pengolahan sampah, pokoknya bisa dijadikan tempat pembelajaran," pungkas Risma.



Post a Comment

 
Top